Textbook
Pesan moral dalam kisah nabi musa dengan qarun (Analisis komparatif penafsiran Al-tabari dalam kitab jami' Al-bayan FI Tafsir Al-Quran dan penafsiran Hamka dan Kitab Al-Azhar
Kisah Qa>ru>n menarik untuk dikaji karena kisah Qa>ru>n merupakan kisah yang
berhubungan dengan Nabi Mu>sa AS. Qa>ru>n merupakan salah satu dari tokoh
selain Fir’aun dan Hama>n yang menentang Nabi Mu>sa. Qa>ru>n adalah salah satu
orang yang sebangsa dengan Nabi Mu>sa yaitu Bani> Isra>il, berbeda hal dengan
Fir’aun dan juga Hama>n yang merupakan bangsa Qibti (Mesir). Selain itu,
Kezaliman Fir’aun dan Hama>n disebabkan oleh adanya kekuasaan dan jabatan
mereka yang amat sangat tinggi, sedangkan Qa>ru>n disebabkan oleh hartanya yang
melimpah. Secara garis besar kandungan al-Qur’a>n mencangkup juga masalah
akidah, akhlak, dan amaliah. Semua itu bisa didapatkan dalam suatu kisah-kisah
yang ada didalamnya. Dengan adanya metode ini diharapkan pesan-pesan yang
terkandung dalam cerita dapat tersampaikan secara efektif tanpa ada pihak yang
merasa digurui.
Penelitian ini menggunaan pendekatan kualitatif. Dalam memperoleh data,
peneliti menggunakan metode kepustakaan (library research). Data yang sudah
dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan tafsir muqarran (metode
perbandingan).
Adapun hasil dari penelitian ini bahwa kisah ini mengajarkan kepada umat
manusia tentang bahayanya sifat tamak dan sombong serta terlalu membanggakan
diri, sekaligus memberi pelajaran tentang pentingnya manusia harus bersyukur.
Ayat-ayat yang menjelaskan kisah Mu>sa dengan Qa>ru>n ini secara garis besar dapat
dibagi kedalam beberapa hal, yaitu dimulai dari pengenalan siapa itu Qa>ru>n,
perilaku Qa>ru>n, tanggapan Bani> Isra>il terhadap Qa>ru>n, dan azab yang menimpa
Qa>ru>n. Menurut penafsiran at}-T{>abari>, Allah SWT membenamkan Qa>ru>n
beserta keluarganya yang ada di dalam rumahnya. Tidak ada satu pasukan Qa>ru>n
iii
pun yang kembali kepada mereka. Tidak ada satu kelompokpun yang menolong
Qa>ru>n dari azab Allah yang menimpanya. Kemudian disusul dengan penafsiran
Hamka yang mengandung konteks zaman sekarang yaitu memiliki pemahaman
bahwasannya Qa>ru>n telah mencapai puncak tertinggi kekayaan dan kemegahan, lalu
tiba-tiba ia “jatuh” tersungkur kebawah “bangkrut”.
227103009 | K IAT-22009 LAN p | Perpustakaan Pusat (Lantai 3) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain