Textbook
Kontekstualisasi Hadis Mencuci Tangan Di Era pandemi Covid-19 Dengan pendekatan Imajinasi Sosiologi
Mencuci tangan menjadi sebuah keharusan, bukan hanya bagi umat
muslim yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran setelah beraktivitas,
WHO menyampaikan bahwa standar mencuci tangan ialah dengan
menggunakan air dan sabun, karena dinilai efektif untuk membunuh virus yang
terdapat di tangan, dalam kondisi ini hadis dijadikan sebagai rujukan atas
mencuci tangan kemudian imajinasi sosiologi sebagai pendekatannya.
Dengan pemaparan yang telah disampaikan maka untuk membedahnya
peneliti merancang rumusan masalah yang tersusun pada tujuan penelitian
yakni untuk mengetahui kualitas dan kuantitas hadis mencuci tangan, penilaian
ulama pensyarah, serta hadis mencuci tangan dengan pendekatan imajinasi
sosiologi.
Penelitian ini termasuk kategori penelitian kepustakaan (library
research) dengan menggunakan metode kualitatif, sumber data primer dan data
sekunder, dan pendekatan imajinasi sosiologi yang mencakup : sejarah,
struktur, dan kultur.
Penelitian menunjukkan bahwa hadis mencuci tangan sebelum makan riwayat
Abu Daud, Ibnu Majah, dan an-Nasai bernilai s{ah{ih{ liz{atihi kemudian hadis
mencuci tangan setelah bangun tidur riwayat Bukhari, al-Hanbali dan Imam
Malik memiliki kualitas s{ah{ih{ liz{atihi, dikarenakan memenuhi syarat kesahihan
hadis. Kemudian ulama pensyarah memberikan penilaian tentang hitungan
membasuh sebanyak 3 kali basuhan dan hitungan tersebut merupakan
kesempurnaan dalam mencuci tangan. Pada sejarah Nabi Muhammad saw
memberikan kebijakan untuk mencuci tangan dalam mengatasi wabah ta’un,
kemudian kebijakan tersebut diterapkan oleh pemerintah saat ini untuk
mencegah penularan covid-19. Demikian islam mengajarkan kebersihan,
sehingga dapat diterapkan ke setiap lapisan masyarakat.
227107012 | K ILH-22012 LIL k | Perpustakaan Pusat (Lantai 3) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain