Textbook
Campur Kode pada Bahasa yang Digunakan Generasi Z di Kecamatan Pabuaran Kabupaten Cirebon (Kajian Sosiolinguistik)
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional di negara Indonesia. Kaitan antara
bahasa dengan masyarakat termasuk pada kajian Sosiolinguistik. Faktor
kedwibahasaan dapat mempengaruhi adanya campur kode. Penggunaan campur
kode pada ranah nonformal sering terjadi pada masyarakat, khususnya generasi Z
yang memiliki keterbatasan di dalam berbahasa. Berbanding terbalik dengan
generasi Z yang ada di Kecamatan Pabuaran Kabupaten Cirebon. Dalam hal ini,
mereka mengetahui padanan bahasa yang akan digunakan. Akan tetapi, lebih
memilih untuk menggunakan bahasa daerahnya di dalam berkomunikasi, meski
bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia. Banyaknya campur kode dalam
lingkup nonformal pada generasi Z di Kecamatan Pabuaran Kabupaten Cirebon
menjadi hal yang menarik dalam penelitian ini. Jadi penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan dan menjelaskan bentuk campur kode dan faktor penyebabnya
pada generasi Z di Kecamatan Pabuaran Kabupeten Cirebon.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik simak bebas libat cakap,
teknik cakap semuka, teknik rekam, dan teknik catat. Informan pada penelitian ini
generasi Z yang ada di Desa Sukadana, Desa Pabuaran Kidul, dan Desa
Hulubanteng Kecamatan Pabuaran Kabupaten Cirebon. Instrumen pengumpulan
data dengan kartu data dan lembar wawancara. Teknik analisis data yang dipakai
yaitu metode padan dengan daya pilah translasional.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 110 data campur
kode yang digunakan generasi Z. Campur kode tersebut terdiri dari 80 bentuk
campur kode berupa kata, 6 data berbentuk campur kode frasa, campur kode
tataran klausa 2 data, 17 data bentuk reduplikasi, dan 5 data berbentuk idiom.
Campur kode tersebut disebabkan oleh faktor untuk membangkitkan rasa humor,
topik pembicaraan, keterbatasan penggunaan kode, maksud pembicaraan, kebiasaan
tutur, lebih percaya diri, dapat mengakrabkan hubungan antarsesama, penutur
melakukan pemilihan ragam dan tingkat tutur bahasa sesuai dengan usia lawan
bicara, refleks, penutur memiliki keinginan untuk mengenalkan bahasa daerahnya
kepada lawan bicara.
227309013 | K B.INDO-22013 INN c | Perpustakaan Pusat (Lantai 3) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain