Textbook
Representasi dakwah dalam sastra Indonesia
Beragama Islam dan menjadi muslim yang Taat tidak berarti harus bersikap terlalu serius dan kaku, jauh dari dunia seni atau bersikap anti kesenian. Jika beragama Islam merupakan Fitrah manusia, berkesenian pun adalah manusia. Berpijak pada nilai nilai kemanusiaan yang cenderung kepada kebenaran dan kebajikan, berkesenian yang ekspresikan keindahan itu juga dapat merefleksikan nilai nilai kebenaran dan kebajikan bagi kemaslahatan hidup umat manusia. Yang jelas, dalam hidup manusia harus menyeimbangkan dan mengembangkan potensi kebajikan, kebenaran, dan keindahan. Di Era Peradaban masyarakat akhir abad kedua puluh yang mulai beranjak dari Era industri ke arah industrialisasi lanjutan, sangat diperlukan adalah kebijaksanaan yang berada ditengah. Kuntowijoyo menyebut nya sebagai kebijaksanaan kenabian. Masyarakat dalam Pusaran ini akan mengalami kekeringan spriritual meskipun kadang bersemangat pada agama yang Simbolik. Dalam hal ini diperlukan dakwah yang melintas seni dalam hubungannya dengan Dakwah tidak boleh ditempatkan semata mata sebagai alat, tapi seni lebih dari sekedar komunikasi, seni juga ekspresi, Impresi, Dan bahkan suatu gagasan pemikiran. Seni harus ditempatkan sebagai dakwah, sebagai hikmah, sebagai kebijaksanaan.
211004601 | U 2X0.89221 MUH r | Perpustakaan Pusat (Lantai 2) | Tersedia - Tersedia |
211004602 | U 2X0.89221 MUH r | Perpustakaan Pusat (Lantai 2) | Tersedia - Tersedia |
211004603 | U 2X0.89221 MUH r | Perpustakaan Pusat (Lantai 2) | Tersedia - Tersedia |
211004604 | U 2X0.89221 MUH r | Perpustakaan Pusat (Lantai 2) | Tersedia - Tersedia |
213100033 | T 2X0.89221 MUH r | Perpustakaan Pusat (Lantai 3) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain